KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENDIDIK PL, Rasionel,Perkembangan pendidikan nonformal dan pendidikan informal atau yang disebut sebagai pendidikan luar sekolah
(PLS)
di Indonesia sangat pesat. Pada awal kehadiran institusi PLS
hanya dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan buta huruf dan
pembangkitan kesadaran bela negara, pada perkembangan selanjutnya PLS
telah berkembang menjadi sebuah enterprise yang sangat luas wilayah
garapnya seiring dengan prinsip belajar dan pendidikan sepanjang hayat.
Sangat banyak jenis kebutuhan belajar masyarakat yang hanya bisa
dipenuhi melalui pranata PLS. Pada dua dekade terakhir ini, mulai tahun
1994/1995 khasanah pendidikan luar sekolah mengalami perluasan program
dengan hadirnya program pendidikan anak usia dini (PAUD), bahkan pada
awal dekade tahun 2000 program paud mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat masif. Sehingga pada awal abad 21 ini program
pendidikan nonformal dan pendidikan informal selalu dikaitkan dengan
program baru pendidikan anak usia dini, yang selanjutnya disebut dengan
akronim PAUDNI. Apa yang disebut paudni secara historis dapat dikatakan
sebagai perkembangan lebih lanjut dari apa yang dilabeli sebagai
pendidikan luar sekolah pada era 1980-an, pendidikan masyarakat pada era
1970-an, dan pendidikan rakyat pada era 1950-an. Dengan demikian apa
yang disebut sebagai paudni adalah perkembangan dan perubahan dari
program dan kebijakan pendidikan rakyat pada jaman pra dan pasca
kemerdekaan.
Kelahiran paudni dalam sistem pendidikan
nasional di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan bangsa
Indonesia akan layanan pendidikan yang lengkap pada jalur non
konvensional di luar sistem persekolahan. Apabila diletakkan Proklamasi
Kemerdekaan RI sebagai titik mula sejarah bangsa Indonesia, maka dapat
dikatakan bahwa kelahiran institusi paudni adalah untuk memenuhi
tuntutan tersedianya layanan pendidikan warga negara di luar sistem
sekolah. Di tengah keterbatasan daya jangkau sekolah dan keketatan
prasyarat input maupun proses pendidikan di persekolahan, maka kehadiran
paudni sebagai sebuah institusi pendidikan, program pendidikan, dan
satuan pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
Seiring dengan kebutuhan praktikal paudni berkembang ketenagaan pendidik dan tenaga kependidikan paudni dengan variasi jenis dan tingkat pekerjaan dari yang setara “tukang” sampai dengan tenaga profesional, dan tenaga ahli. Tersebut sebagian di antaranya bertindak sebagai pengasuh, guru, dan tutor di program paud; tutor, pamong belajar, penilik, tenaga lapangan pendidikan masyarakat, fasilitator desa intensif, instruktur kursus, pendidik dan pembimbing kursus, penguji kursus, pengelola lembaga kursus, tenaga administrasi, dan tenaga teknisi sumber belajar sebagai bidang pekerjaan. Beberapa sebutan jabatan tersebut sudah terbakukan dan dijamin undang-undang, namun masih sangat banyak sebutan jabatan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di jalur paudni yang belum terbakukan labelnya, tugas pokok dan fungsinya, dan belum juga terbakukan pada sisi penghargaan dan perlindungannya dalam melaksanakan tugas kerjanya sebagai PTK.
Seiring dengan kebutuhan praktikal paudni berkembang ketenagaan pendidik dan tenaga kependidikan paudni dengan variasi jenis dan tingkat pekerjaan dari yang setara “tukang” sampai dengan tenaga profesional, dan tenaga ahli. Tersebut sebagian di antaranya bertindak sebagai pengasuh, guru, dan tutor di program paud; tutor, pamong belajar, penilik, tenaga lapangan pendidikan masyarakat, fasilitator desa intensif, instruktur kursus, pendidik dan pembimbing kursus, penguji kursus, pengelola lembaga kursus, tenaga administrasi, dan tenaga teknisi sumber belajar sebagai bidang pekerjaan. Beberapa sebutan jabatan tersebut sudah terbakukan dan dijamin undang-undang, namun masih sangat banyak sebutan jabatan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di jalur paudni yang belum terbakukan labelnya, tugas pokok dan fungsinya, dan belum juga terbakukan pada sisi penghargaan dan perlindungannya dalam melaksanakan tugas kerjanya sebagai PTK.
Dengan alur pikir yang berbeda juga
dapat dikatakan bahwa agar program pendidikan anak usia dini, pendidikan
nonformal, dan pendidikan informal sebagai subsistem dalam sistem
pendidikan nasional dapat diselenggarakan dengan baik dibutuhkan korp
pendidik dan tenaga kependidikan paudni dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Pada tataran yang paling spesifik kebutuhan ketenagaan pendidik
dan tenaga kependidikan paudni tersebut mempersyaratkan kualifikasi dan
kompetensi profesional yang sungguh-sungguh memahami masalah-masalah
dasar (basic problems) paudni dari berbagai perspektif (berdasarkan
aliran filsafat maupun teori) dan mampu mengaplikasikannya, baik untuk
memahami atau menjelaskan masalah-masalah praktis yang terjadi dalam
dunia praktik paudni maupun untuk mengembangkan bangunan teori dan
bidang keilmuan paudni itu sendiri.
Tanpa tersedia dalam jumlah memadai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan paudni dengan tingkatan dan sebaran keahlian yang proporsional, sukar diharapkan tumbuhnya usaha pengembangan praktek dan bidang keilmuan paudni di Indonesia, yang pada gilirannya juga akan menghambat perkembangan profesi dan profesionalisme paudni itu sendiri. Pada area garapan paudni yang multi purposes, multi agencies, dan multi audiences ter¬sebut telah tumbuh laksana hutan lebat yang di dalamnya tersebar berbagai jenis tumbuh-tumbuhan paudni, berukuran besar maupun kecil, yang kesemuanya memerlukan perlindungan dan bahkan pengembang-biakan secara terarah, berencana, serta didukung oleh para ahli yang kompeten dan memiliki komitmen keilmuan dan profesionalitas yang tinggi.
Tanpa tersedia dalam jumlah memadai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan paudni dengan tingkatan dan sebaran keahlian yang proporsional, sukar diharapkan tumbuhnya usaha pengembangan praktek dan bidang keilmuan paudni di Indonesia, yang pada gilirannya juga akan menghambat perkembangan profesi dan profesionalisme paudni itu sendiri. Pada area garapan paudni yang multi purposes, multi agencies, dan multi audiences ter¬sebut telah tumbuh laksana hutan lebat yang di dalamnya tersebar berbagai jenis tumbuh-tumbuhan paudni, berukuran besar maupun kecil, yang kesemuanya memerlukan perlindungan dan bahkan pengembang-biakan secara terarah, berencana, serta didukung oleh para ahli yang kompeten dan memiliki komitmen keilmuan dan profesionalitas yang tinggi.
Timbul beberapa pertanyaan di antaranya,
untuk berbagai jabatan pekerjaan pendidik dan tenaga kependidikan pada
paudni tersebut apakah diperlukan keahlian khusus sebagai seorang
pendidik sampai dengan taraf tenaga profesional? Sejauh apa
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan pada paudni harus
dipersyaratkan? Dan siapakah yang bertugas dan bertanggung jawab
memberikan pendidikan prajabatan yang sistematis agar para pendidik dan
tenaga kependidikan pada jalur PLS tersebut memiliki kompetensi yang
memadai.
Sebagian orang, termasuk pada beberapa
kelompok di kalangan dunia pendidikan beranggapan bahwa pengajaran pada
paudni, khususnya yang ditujukan untuk pendidikan nonformal dan
pendidikan informal sama saja caranya dengan pengajaran yang ditujukan
pada anak-anak dan remaja, khususnya yang dilakukan di sekolah. Bahkan
ada yang beranggapan untuk menjadi pendidik dan tenaga kependidikan di
paudni tidak dibutuhkan kompetensi khusus selain niat dan komitmen
seseorang untuk menjadi seorang pendidik atau tenaga kependidikan.
Ada jabatan fungsional pendidik dan tenaga kependidikan di jalur PLS yang membutuhkan pendidikan prajabatan sistematis
Download selangkapnya
Sumber