SOLO –
Sebanyak 10 SD di Solo akan digabung menjadi empat SD pada tahun ajaran
2013/2014 mendatang. Selain kekurangan guru dan siswa, regrouping SD
juga disebabkan efektivitas pengelolaan sekolah.
Data yang dihimpun Solopos.com dari Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, SD yang akan diregroup adalah SD Negeri Wiropaten I, SD Negeri Wiropaten II dan SD Negeri Wiropaten III (menjadi SD Negeri Wiropaten), SD Negeri Losari, SD Negeri Ngepung dan SD Negeri Semanggi (menjadi SD Negeri Losari), SD Negeri Wonosaren I dan SD Negeri Wonosaren II (menjadi SD Negeri Wonosaren) serta SD Negeri Tegalmulyo dan SD Negeri Nusukan (menjadi SD Negeri Nusukan).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) PTK Disdikpora Solo, Sulardi, penyebab regrouping sekolah antara lain karena kekurangan siswa dan kekurangan guru kelas. Dia pun mencontohkan kondisi di SD Negeri Wiropaten II dan SD Negeri Wiropaten III yang masing-masing hanya memiliki rata-rata jumlah siswa di bawah 20 siswa dan di bawah 15 siswa.
“Kedua sekolah masing-masing kekurangan dua dan tiga guru kelas. Akhirnya, keduanya digabung dengan SD N Wiropaten I yang kondisinya memadai. Nantinya, sekolah tersebut akan menggunakan sistem kelas paralel, yakni dua kelas setiap tingkatnya,” terangnya ketika ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (3/6/2013).
Selain kekurangan guru dan murid, pertimbangan adanya regrouping sekolah juga didasari efektivitas pengelolaan sekolah. Sekolah-sekolah yang diregroup rata-rata berlokasi di satu bidang (satu halaman) sekolah, seperti SD Negeri Wonosaren I dan SD Negeri Wonosaren II. Dia menegaskan, tujuan jangka panjang regrouping adalah untuk pemerataan tenaga guru dan memperbaiki manajemen sekolah.
Ditemui terpisah, Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, membenarkan adanya regrouping yang akan dilakukan. Dirinya memastikan bahwa sosialisasi kepada setiap sekolah sudah dilakukan saat persiapan pendataan regrouping beberapa bulan lalu. Regrouping, lanjutnya dilakukan berdasarkan pertimbangan yang sudah dipikirkan pihaknya bersama masing-masing sekolah.
Senin, 3 Juni 2013 19:15 WIB | Dian Erika Nugraheny/JIBI/SOLOPOS |
Data yang dihimpun Solopos.com dari Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, SD yang akan diregroup adalah SD Negeri Wiropaten I, SD Negeri Wiropaten II dan SD Negeri Wiropaten III (menjadi SD Negeri Wiropaten), SD Negeri Losari, SD Negeri Ngepung dan SD Negeri Semanggi (menjadi SD Negeri Losari), SD Negeri Wonosaren I dan SD Negeri Wonosaren II (menjadi SD Negeri Wonosaren) serta SD Negeri Tegalmulyo dan SD Negeri Nusukan (menjadi SD Negeri Nusukan).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) PTK Disdikpora Solo, Sulardi, penyebab regrouping sekolah antara lain karena kekurangan siswa dan kekurangan guru kelas. Dia pun mencontohkan kondisi di SD Negeri Wiropaten II dan SD Negeri Wiropaten III yang masing-masing hanya memiliki rata-rata jumlah siswa di bawah 20 siswa dan di bawah 15 siswa.
“Kedua sekolah masing-masing kekurangan dua dan tiga guru kelas. Akhirnya, keduanya digabung dengan SD N Wiropaten I yang kondisinya memadai. Nantinya, sekolah tersebut akan menggunakan sistem kelas paralel, yakni dua kelas setiap tingkatnya,” terangnya ketika ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (3/6/2013).
Selain kekurangan guru dan murid, pertimbangan adanya regrouping sekolah juga didasari efektivitas pengelolaan sekolah. Sekolah-sekolah yang diregroup rata-rata berlokasi di satu bidang (satu halaman) sekolah, seperti SD Negeri Wonosaren I dan SD Negeri Wonosaren II. Dia menegaskan, tujuan jangka panjang regrouping adalah untuk pemerataan tenaga guru dan memperbaiki manajemen sekolah.
Ditemui terpisah, Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, membenarkan adanya regrouping yang akan dilakukan. Dirinya memastikan bahwa sosialisasi kepada setiap sekolah sudah dilakukan saat persiapan pendataan regrouping beberapa bulan lalu. Regrouping, lanjutnya dilakukan berdasarkan pertimbangan yang sudah dipikirkan pihaknya bersama masing-masing sekolah.
Senin, 3 Juni 2013 19:15 WIB | Dian Erika Nugraheny/JIBI/SOLOPOS |