Maria
Herlina Limyati, parenting communication asal Colomadu, Karanganyar
(kiri) menyampaikan
materi dalam acara Parenting Class Koran O di Solo
Paragon Mall, Senin (1/7/2013). (JIBI/Solopos/Eni Widiastuti)Kleptomania, kata Maria, yaitu tindakan mengambil benda yang tidak memiliki nilai ekonomi, biasanya diawali dengan rasa gelisah kemudian berganti menjadi puas setelah tindakan itu dilakukan. Kleptomania terjadi karena ketidakmampuan seseorang menahan dorongan. “Orang tersebut menderita gangguan pengendalian diri,” ujarnya.
Bedanya dengan mencuri yang kriminal, kata Maria, jika seseorang yang menderita kleptomania mengambil barang tanpa direncanakan dan mengambil barang yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sementara seorang pencuri memiliki motif ekonomi ketika mengambil barang, tindakan itu direncanakan dan memiliki tujuan negatif.
Pembicara lainnya yang juga Kepala PG/TK Lazuardi Kamila Solo, M Nasyir, menerangkan seorang penderita kleptomania mengambil barang secara spontan tanpa strategi, biasanya si penderita mengalami stres ketika akan mengambil barang, tetap percaya diri memakai barang yang diambil meski di hadapan orang yang punya barang tersebut.
Agar seseorang terhindar dari kleptomania, ungkapnya, sejak dini seorang anak perlu ditanamkan soal konsep kepemilikan, dibiasakan bersikap jujur, kenalkan agama, tanamkan konsep keimanan.
| Eni Widiastuti/JIBI/Solopos | Sumber