"jangan pergi!" kata jemari-jemari kita.
aku hanya berharap tak lupa caranya bicara. tapi kata-kata hilang
tercekat dalam luka. huruf-huruf itu berdarah. lewat genggaman yang
terlepas, aku tahu aku sudah berusaha, aku selalu berusaha selalu ada
tidak lewat kata. kini yang tersimpan hanya tinggal rahasia-rahasia yang
tersimpan di dalam mata. matamu. mataku. bibirmu. bibirku. di setiap
kerutnya tersimpan rindu yang satu per satu harus dihapus.
pada suatu waktu aku lupa caranya bicara. tapi, ku tak pernah lupa
caranya mencintaimu. caranya bercinta denganmu. caranya menjadi punyamu.
pada suatu waktu, ketika kata tidak perlu diucapkan, ketika itu aku
mencintaimu. masih begitu.