JIKA Anda lebih suka menggunakan Mozilla Firefox atau Google Chrome
sebagai browser internet di komputer, maka jangan gunakan Windows 10
yang baru saja diluncurkan. Pasalnya, Windows 10 "memaksa" Anda untuk
menggunakan browser internet buatan Microsoft, Edge.
Memang, pengguna masih bisa memilih browser Firefox, namun Windows 10 mempersulit settingannya.
Karena Windows 10 memperumit setting ke Firefox itu, dilansir Arstechnica dan Kompas, CEO Mozilla, Chris Beard, pun marah besar. Ia menulis surat terbuka untuk CEO Microsoft Satya Nadella yang berisi kritik terhadap Windows 10.
Dalam suratnya, Beard mengatakan, Windows 10 mengurangi kemampuan pengguna untuk mengontrol perangkatnya.
Menurut Beard, saat menjajal Windows 10, pengguna dipersulit memilih browser internet default sesuai keinginannya. Sistem operasi baru tersebut dikatakan "memaksa" pengguna untuk menggunakan aplikasi peramban internet buatan Microsoft, Edge.
Walau pengguna bisa menyetel browser default ke Firefox atau peramban lain, Beard mengklaim prosesnya tersebut dibuat lebih rumit. Akhirnya, menurut Beard, mau tak mau pengguna pasrah dengan arahan Microsoft tersebut.
"Dengan peluncuran Windows 10, kami kecewa Microsoft mengambil langkah mundur," kata Beard sebagaimana dilaporkan VentureBeat. "Pilihan pengguna sekarang telah dihapuskan dengan adanya Windows 10," imbuhnya.
Pada 1998, Departemen Hukum Amerika Serikat juga melayangkan mosi tidak percaya pada Microsoft.
Perusahaan yang didirikan Bill Gates tersebut dituduh memonopoli industri software komputer karena memasangkan Windows dengan Internet Explorer. Menurut Beard, hal iti dilakukan lagi oleh Microsoft melalui sistem operasi termutakhirnya.
Juru bicara Microsoft mengatakan, Windows 10 didesain untuk memberikan pengalaman yang meningkat bagi pengguna.
"Dengan upgrade ini, konsumer diberi pilihan untuk menyetel default yang diinginkan, termasuk memilih browser," katanya.
Karena Windows 10 memperumit setting ke Firefox itu, dilansir Arstechnica dan Kompas, CEO Mozilla, Chris Beard, pun marah besar. Ia menulis surat terbuka untuk CEO Microsoft Satya Nadella yang berisi kritik terhadap Windows 10.
Dalam suratnya, Beard mengatakan, Windows 10 mengurangi kemampuan pengguna untuk mengontrol perangkatnya.
Menurut Beard, saat menjajal Windows 10, pengguna dipersulit memilih browser internet default sesuai keinginannya. Sistem operasi baru tersebut dikatakan "memaksa" pengguna untuk menggunakan aplikasi peramban internet buatan Microsoft, Edge.
Walau pengguna bisa menyetel browser default ke Firefox atau peramban lain, Beard mengklaim prosesnya tersebut dibuat lebih rumit. Akhirnya, menurut Beard, mau tak mau pengguna pasrah dengan arahan Microsoft tersebut.
"Dengan peluncuran Windows 10, kami kecewa Microsoft mengambil langkah mundur," kata Beard sebagaimana dilaporkan VentureBeat. "Pilihan pengguna sekarang telah dihapuskan dengan adanya Windows 10," imbuhnya.
Pada 1998, Departemen Hukum Amerika Serikat juga melayangkan mosi tidak percaya pada Microsoft.
Perusahaan yang didirikan Bill Gates tersebut dituduh memonopoli industri software komputer karena memasangkan Windows dengan Internet Explorer. Menurut Beard, hal iti dilakukan lagi oleh Microsoft melalui sistem operasi termutakhirnya.
Juru bicara Microsoft mengatakan, Windows 10 didesain untuk memberikan pengalaman yang meningkat bagi pengguna.
"Dengan upgrade ini, konsumer diberi pilihan untuk menyetel default yang diinginkan, termasuk memilih browser," katanya.
Firefox dan Chrome merupakan internet browser terpopuler di dunia. Data Internet Browser Rreview
menunjukkan, Firefox menempati urutan pertama sebagai browser
terpopuler, lalu Chrome dan Safari. Internet Exploler dari Microsoft
menempati posisi lima. (http://cb-magazine.blogspot.com).*
sumber : http://cb-magazine.blogspot.com/2015/08/suka-pake-mozilla-firefox-jangan.html