Kejadian ini terjadi di California, Amerika Serikat. Seorang wanita telah menjadi korban dari mentimun yang diketahui berasal dari daerah Meksiko. Wanita ini akhirnya meninggal, disusul dengan 300 orang yang mengalami gejala yang sama. 53 orang diantaranya bahkan sampai mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit. Salah satunya Kathleen R. Dvergsten.
Salad yang dimakan Kathleen R. Dvergsten membuat tubuhnya merasakan hal lain. Ia kemudian tahu bahwa dirinya telah mengalami keracunan makanan. Kathleen pun masuk rumah sakit selama 5 hari dan masuk rehabilitasi selama 6 hari. Salad yang ia makan berasal dari sebuah tempat makan bernama Red Lobster di Minnesota.
Karena kejadian ini, alhasil semua mentimun yang ada di California ditarik dari pasaran. Bill Marler, seorang pengacara dari MarlerClark, firma hukum khusus di bidang makanan, menganggap mentimun yang mengandung Salmonella tersebut belum semuanya tertangani. “Bukan berarti mentimun yang ditarik dari pasaran akan memastikan orang-orang akan aman dari Salmonella,” ungkapnya.
“Satu orang telah meninggal dan ratusan orang telah sakit karenanya. Parahnya, selama ini kita menganggapnya sebagai makanan sehat. Bukan tak mungkin angka korban terus bertambah semakin hari,” tutur Bill.
Red Lobster pun ternyata bukan satu-satunya restoran yang terkena dampak mentimun dengan Salmonella ini. Mentimun ini bahkan sudah menyebar ke supermarket seperti Walmart, Whole Foods, serta banyak tempat lain.
Gejala Salmoella sendiri bisa dilihat jika seseorang sudah mulai demam, muntah, kram perut, hingga diare yang mengeluarkan darah.
Mungkin yang punya kekebalan tubuh tinggi mungkin akan sembuh dalam seminggu. Namun, banyak juga orang yang lewat dari seminggu menjadi semakin parah hingga butuh perawatan khusus. Bayi dan usia lanjut juga termasuk yang lemah dalam mengatasi penyakit ini.
Sampai sekarang, belum diketahui penyebab pasti mengapa mentimun bisa terjangkit bakteri Salmonella. Kabarnya, badan kesehatan setempat akan terus menyelidikinya.
(odi/adr)
SUMBER