alamy
ilustrasi
Sebanyak 33 desa di DIY
terancam tsunami yang terjadi di selatan pulau Jawa. Hal tersebut
lantaran kondisi geografis desa-desa tersebut yang berada di bibir
pantai.
Dari pendataan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) DIY, desa-desa tersebut tersebar di Kabupaten Kulonprogo
sebanyak 10 desa di 3 kecamatan, Bantul sebanyak 5 desa di 3 kecamatan,
dan Gunungkidul 18 desa di 6 kecamatan.
Dari sebaran titik rawan tersebut, sekitar 100 ribu jiwa terancam menjadi korban tsunami (berdasarkan pendataan tahun 2012).
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD DIY, Heri Siswanto mengatakan gempa di wilayah DIY yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah magnitude di atas 8 skala richer (SR).
Sedangkan luasan daerah terdampak adalah sejauh dua sampai tiga kilometer dari bibir pantai dengan ketinggian gelombang sekitar 11 meter pada magnitude kegempaan 9 SR.
"Sedangkan gelombang tsunami memerlukan waktu 29 menit untuk mencapai daratan," katanya dalam Workshop Peringatan Dini Tsunami, yang digelar oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Senin (14/9/2015).
Kendati demikian, tidak semua daerah pantai di DIY menjadi wilayah terdampak langsung gelombang tsunami. Hal ini mengingat kondisi geografis beberapa pantai yang merupakan perbukitan dan dapat menjadi pemecah ombak.
"Meski begitu, kami sudah memasang EWS (early warning system) gelombang tsunami untuk membantu masyarakat mengetahui terjadinya bencana," ujarnya. (tribunjogja.com)
sumber.
Dari sebaran titik rawan tersebut, sekitar 100 ribu jiwa terancam menjadi korban tsunami (berdasarkan pendataan tahun 2012).
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD DIY, Heri Siswanto mengatakan gempa di wilayah DIY yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah magnitude di atas 8 skala richer (SR).
Sedangkan luasan daerah terdampak adalah sejauh dua sampai tiga kilometer dari bibir pantai dengan ketinggian gelombang sekitar 11 meter pada magnitude kegempaan 9 SR.
"Sedangkan gelombang tsunami memerlukan waktu 29 menit untuk mencapai daratan," katanya dalam Workshop Peringatan Dini Tsunami, yang digelar oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Senin (14/9/2015).
Kendati demikian, tidak semua daerah pantai di DIY menjadi wilayah terdampak langsung gelombang tsunami. Hal ini mengingat kondisi geografis beberapa pantai yang merupakan perbukitan dan dapat menjadi pemecah ombak.
"Meski begitu, kami sudah memasang EWS (early warning system) gelombang tsunami untuk membantu masyarakat mengetahui terjadinya bencana," ujarnya. (tribunjogja.com)
sumber.