Pembuatan sumur itu bertujuan untuk mengurangi genangan air saat hujan deras.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, para pekerja menggali tanah yang dianggap rawan genangan air. Lokasi untuk sumur resapan berada di sisi timur dan utara masjid. Pengerjaan sumur dimulai pada Selasa (14/5/2013).
Kepala BLH Kota Solo, Agus Sutrisno, mengatakan penggalian tujuh sumur resapan di Masjid Agung Solo nilainya sama dengan sumur resapan yang tersebar di Kota Solo. Anggaran pembuatan setiap sumur resapan diperkirakan memakan biaya Rp3 juta.
“Yang jelas pembuatan sumur resapan untuk mengurangi genangan air hujan dan menampung air bekas air wudhu. Kemudian prosesnya dikembalikan lagi ke tanah,” jelas Agus kepada Solopos.com, Kamis (16/5/2013).
Pemilihan lokasi pembuatan sumur resapan berdasarkan hasil survei lokasi mana saja yang rawan genangan air. Setelah itu, pembuatan sumur dilakukan setelah dilakukan identifikasi sebelumnya.
“Pertimbangan pembuatan sumur resapan di Masjid Agung karena area masjid masih tergenang air saat hujan deras. Padahal, sebelumnya telah dibuat empat sumur resapan di area masjid,” imbuh Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup (PKLH) BLH Solo, Luluk Nurhayati, Kamis.
Pengurus Masjid Agung, Muhammad Alif, mengakui pembuatan tujuh sumur resapan di Masjid Agung merupakan bantuan dari Pemkot Solo.
“Kami tidak tahu anggarannya berapa. Yang jelas, ini bantuan Pemkot dalam bentuk proyek pembuatan sumur. Semua alat dan tenaga dari Pemkot,” papar Alif, di lokasi.
Adanya sumur resapan di Masjid Agung, sambung Alif, sangat membantu mengurangi genangan air hujan atau luapan air wudhu. Dia berharap penambahan pembuatan sumur resapan bisa membuat pengunjung dan jemaah masjid nyaman.
“Tentu kita ingin lokasi masjid bebas genangan air hujan. Dulu memang sudah dibangun empat sumur resapan, namun tetap saja banjir. Nah, tahun ini dengan penambahan tujuh sumur semoga tidak banjir lagi. Total sekarang ada 11 sumur resapan,” pungkas Alif.